Dinamika Reproduksi Sosial Komunitas Pekerja Informal dalam Masyarakat Urban di Kota Makassar

Buku ini mengeksplorasi dinamika reproduksi sosial komunitas pemulung di TPAS Tamangapa, Kota Makassar. Tujuan utama buku ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis hubungan antara habitus dan modal yang dimiliki komunitas pemulung dalam proses reproduksi sosial mereka. Selain itu, buku ini juga menggambarkan kontestasi antar pihak pemangku kepentingan dalam reproduksi sosial pemulung serta arah kolaborasi multipihak yang proporsional. Buku ini dilatarbelakangi oleh berbagai studi sebelumnya yang meneliti peran dan persepsi pemulung di beberapa wilayah Indonesia, termasuk Bandung dan Gianyar. Buku ini menekankan pentingnya memahami persepsi pemulung terhadap nilai kerja dan harapan masa depan mereka. Konsep utama yang digunakan adalah teori reproduksi sosial dari Pierre Bourdieu yang menjelaskan bahwa habitus (produk sejarah interaksi sosial) dan modal (sumber daya) memainkan peran penting dalam membentuk praktik sosial. Habitus pemulung dan modal yang mereka miliki (ekonomi, sosial, budaya, dan simbolik) menjadi faktor penting dalam proses reproduksi sosial mereka. Habitus pemulung terbentuk dari interaksi terus-menerus dengan berbagai aktor di TPAS Tamangapa. Kolaborasi antara berbagai pihak pemangku kepentingan diperlukan untuk mendorong perubahan sosial yang lebih baik. Buku ini menekankan pentingnya dialog autentik dan perencanaan kolaboratif dalam menciptakan perubahan yang inklusif dan berkelanjutan. Reproduksi sosial pemulung di TPAS Tamangapa melibatkan kompleksitas kontestasi dan kolaborasi antar berbagai aktor. Habitus dan modal yang dimiliki pemulung memainkan peran penting dalam membentuk praktik sosial mereka. Buku ini memberikan kontribusi signifikan dalam memahami dinamika sosial komunitas pemulung di perkotaan dan pentingnya kolaborasi multipihak dalam menangani isu sosial ini